Bagaimana bisa, manusia hidup dengan menjalani sebuah tindakan berulang-ulang? Hidup dalam repetisi tiada akhir? Adakah rasa jengah atas keadaan, justru menjadi landasan Sisifus melakukan tindakannya?
Teks menyembunyikan kebenaran melalui parafrase. Ia bukan menghapus atau meniadakan nilai awali, melainkan menyamarkannya melalui cara teks mengemas pesan
21 Lessons dapat menjadi panduan dalam menghadapi perubahan zaman dengan memperingatkan manusia mengenai bagaimana cara belajar, beradaptasi, dan bertahan di “zaman kebingungan”
Aku tahu persis bahwa seseorang yang tidak menyadari kesalahan suatu pengetahuan (tentang filsafat), berarti tidak dapat mengetahui puncak pengetahuan tersebut