fbpx

Pada abad ke-3 Masehi di Tiongkok, seekor kuda Ferghana mewarnai medan legenda Tiga Kerajaan (Sam Kok), dengan nama setara kemashyuran para penunggangnya. Bermula sebagai kuda perang Warlord Fengxian (Lu Bu), ia lalu menjadi hadiah bagi panglima Yunchang (Guan Yu). Nama kuda kemerahan itu menggambarkan kekuatan dan kecepatan lari yang ibarat cahaya, Red Hare. Hare (terwelu) kadang disamakan dengan kelinci liar: mamalia omnivora bertelinga panjang. Seperti gambaran yang lekat pada kuda Red Hare, terwelu merupakan bagian dari mitos supranatural dan simbol kecepatan serta ketangguhan di hampir tiap belahan dunia.

Filosof Perancis Claude Levi-Stauss meneliti kesamaan berbagai mitos melalui strukturalisme. Ia berpendapat bahwa ada ekuivalen di seluruh dunia dalam pengembangan fenomena menjadi narasi mitologi. Menurutnya kapasitas benak manusia diciptakan serupa, berkembang sesuai perlakuan dan kebutuhan. Dalam penelitiannya, ia membahas terwelu yang melembaga dalam kebudayaan Indian-Amerika, misalnya Nanabozho Sang Dewa Terwelu (dari suku Anishinabe) dan Ji-Stu (dari suku Cherokee). Melanjutkan pengamatan Levi-Strauss, menyusuri jejak terwelu adalah perjalanan menyusuri kebudayaan pagan bangsa-bangsa.

Dalam tradisi Anglo-Saxon, penyembah Dewi Eoster (Eastre/Ishtar) melakukan pengorbanan terwelu. Terwelu dipercaya membantu Dewi Fajar membawa cahaya dan rela berkorban demi berputarnya hari, mitos yang lalu berasimilasi dengan budaya Kristen dalam tradisi Paskah Barat. Terwelu diceritakan menemani Freia, dewi kesuburan Skandinavia dan mendampingi Artemis (Diana), dewi kesuburan Eropa Selatan. Di Mesir, ia menjadi ikon Unut, dewi pendamping Ra. Menurut peradaban dunia, terwelu memiliki kekhasan sifat dewata, ketangkasan dan ketangguhan. Relevan dengan penemuan Levi-Strauss dimana berbagai adat Indian merujuk terwelu sebagai perwujudan dewa yang bersifat heterogen. Berbagai manifestasi terwelu menunjukan keserupaan struktur benak manusia dalam merumuskan nilai melalui simbol dan mitos.

Pendiri LSF Discourse dan saat ini menjadi penasihat lembaga. Pimpinan Redaksi lsfdiscourse.org dan penerbit Discourse Book. Mengajar di Universitas Bina Nusantara Malang.

Berikan komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Skip to content