fbpx

Jacques Maritain mengidentikkan pendidikan dengan humanitas. Ia menyatakan bahwa pendidikan merupakan hal tak terpisahkan dari humanitas. Dalam pendidikan, manusia melakukan proses “menjadi” dimana terdapat perubahan dari seorang bernama A ke A’. Aksen yang terdapat pada A merupakan hasil dari penambahan ilmu atau pengalaman yang dialami semasa pendidikan. Secara mendasar pendidikan menjadi jalan manusia menuju realitas manusia yang menjadi. Manusia yang tidak berada dalam proses tidak “menjadi” dan melaksanakan hidup tidak lain sebagai sebuah mesin.

Maritain menyatakan bahwa dalam pendidikan, manusia berada dalam proses menjadi manusia yang sebenarnya. Melalui pernyataan tersebut maka pendidikan dapat diartikan sebagai proses membentuk (to form) menuju nilai keutamaan. Maritain dan Raissa Oumancoff, istrinya, mempelajari Thomas Aquinas dan Aristoteles dalam membahas diskursus ilmu pengetahuan. Keutamaan dalam bingkai Aristotelian merupakan kemampuan manusia untuk mengerti dan melakukan hal utama pada saat dan cara yang tepat. Titik akhir dari keutamaan tersebut adalah arke atau art, yaitu kesadaran tertinggi yang dapat dicapai oleh manusia. Bertolak dari definisi tersebut maka pendidikan berperan penting dalam penyadaran (human awakening) aktus manusia dan bukan merupakan metode penggagalan atau indoktrinasi.

Kemanusiaan masih tersimpan dalam potensia yang terletak dalam jiwa. Tugas pendidikan adalah bagaimana potensia menjadi aktus dalam pencapaian kesadaran tertinggi. Pendidikan humanis mampu merubah kemampuan sensorik manusia yang hanya mampu merasakan sensasi seperti hewan dan robot, menuju ke tahap berikut yaitu pengetahuan atas ide dan konsep. Selanjutnya manusia melakukan proses “menjadi” dalam fase pra-kesadaran jiwa melalui kemampuan merangkai ingatan-nalar-imajinasi menjadi satu pengetahuan yang mendasar sekaligus meluas. Pendidikan yang dimaksud Maritain merangkum dialog, kesenian, dan keahlian terkait di dalamnya. Dari pendekatan tersebut manusia mengalami pendidikan bukan melalui pendidikan formal saja namun melalui bentuk apapun dari pendidikan yang memanusiakan manusia

Pendiri LSF Discourse dan saat ini menjadi penasihat lembaga. Pimpinan Redaksi lsfdiscourse.org dan penerbit Discourse Book. Mengajar di Universitas Bina Nusantara Malang.

Berikan komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Skip to content