Bertrand Russell adalah seorang matematikawan Inggris yang menyuarakan kekhawatirannya pada permulaan perang nuklir yang dimulai pada pertengahan abad ke 20. Di masa itu gerakan perdamaian serta kebebasan berpikir di Eropa dan Amerika bertemakan perlawanan pada kebijakan perang. Kaum Hippies, intelektual dan aktivis menyusun fondasi baru dalam pelestarian perdamaian dan HAM. Bersama dengan Noam Chomsky dan filsuf humanis lainnya, Russell menentang keras penggunaan nuklir sebagai senjata penghancur massal.
Perang pasti terjadi, tapi pangadaan nuklir oleh negara-negara adi kuasa berarti malapetaka. Bagi Russell, potensi kreatif manusia bergantung pada kondisi emosional dan kesadarannya sendiri. Manusia mampu mencipatakan neraka melalui kemarahan dan kebencian, sementara surga dapat tercipta melalui harapan dan kebaikan. Walau konsep Russell mengenai perdamaian masih semu, tapi penekanan mengenai akal sehat (kesadaran) harus digarisbawahi sebagai gagasan yang haru dimiliki terutama oleh para pemimpin negara adikuasa.
Akal sehat yang dapat menyelamatkan manusia dari bencana adalah yang dapat mengendalikan kemauan manusia. Bagi Russell, ketika akal sehat tidak dipelihara dengan kesehatan berpikir maka baik dengan bom nuklir maupun tidak, manusia akan cepat mengalami kepunahan. Keinginan untuk merasa aman dan hasrat untuk mendominasi dapat menjadi alasan utama peperangan. Kemauan-kemauan inilah yang dapat dikontrol oleh akal sehat, ditentukan oleh pengakuan atas keberadaan dan kesadaran atas kondisi dunia yang damai.
Pendiri LSF Discourse dan saat ini menjadi penasihat lembaga. Pimpinan Redaksi lsfdiscourse.org dan penerbit Discourse Book. Mengajar di Universitas Bina Nusantara Malang.
- 29/03/2018
- 30/03/2018
- 08/09/2020
- 24/09/2020