fbpx

Tiga Aspek Manusia dalam Neijing

Dalam konteks filosofi klasik Tiongkok, Zheng mencatat bahwa pandangan mengenai manusia melibatkan tidak hanya identitas fisik, tetapi juga aspek kesadaran dan hubungan dengan entitas lain di luar manusia.
Ilustrasi pengobatan cina tradisional
Ilustrasi pengobatan cina tradisional

Ren Xin Zheng, seorang karakter dokter tradisional Tiongkok dalam Gen Z (2023) bertanya pada salah seorang muridnya, Peng, mengenai sebuah buku berjudul Objective Knowledge: An Evolutionary Approach karya Karl Raimund Popper. Namun Peng dan murid lainnya tidak menjawab, menunggu Ren Xin Zheng melanjutkan penjelasan. Zheng selanjutnya menjelaskan bawah Popper dalam buku tersebut telah membahas hubungan antar berbagai pandangan seperti geosentrisme dan heliosentrisme yang selanjutnya dibuktikan oleh sains. Namun sains berkembang melalui bahasa manusia, sementara di dalam bahasa terdapat banyak hal yang terbatas untuk diungkapkan manusia. Dalam buku ini Popper mencoba menyimpulkan bahwa sains berkembang juga karena adanya seleksi kritis yang mengikutsertakan berbagai kemampuan lain manusia di luar bahasa. Dalam kuliah singkat Zheng, pendapat Popper digunakan untuk menunjukkan bahwa ajaran yang terwariskan dalam TCM dapat dikategorikan dalam salah satu subjek yang dapat dipelajari dalam sains, ialah subjek yang setara dengan pembahasan mengenai letak dunia di antara bintang-bintang yang ada di galaksi.

Sains, tambah Zheng seiring dengan pendapat Popper, adalah proses yang membantu manusia maju setapak demi setapak untuk memahami kebenaran, yang tentu saja dalam konteks ini terukur dan dapat dihitung. Namun Zheng kemudian menambahkan pertanyaan pada Peng, bagaimana kita dapat menjelaskan bahwa musik dan lukisan dapat diukur secara saintifik? Atau bagaimana kita mengukur rasa sakit dari sebuah penyakit? Walau manusia dapat meluncurkan roket, namun bagaimana kita  tidak menjawab, Zheng akhirnya menyimpulkan bahwa kehidupan disusun dari berbagai dimensi yang berbeda, ada yang begitu subjektif dan ada yang demikian objektif. Kita tidak dapat membuat semua hal yang subjektif sebagai satu-satunya realitas, dan demikian pula sebaliknya dengan hal yang objektif sebagai satu-satunya standar. Peletakan standar dan realitas di sini ditempatkan dalam upaya manusia untuk membahasakan atau mengkomunikasikan dalam berbagai bentuk cara hal-hal yang mendekati kebenaran.

Pidato kuliah awal Ren Xin Zheng hendak menguatkan pandangan para muridnya mengenai kekuatan TCM (Traditional Chinese Medicine) yang dalam beberapa dekade terakhir telah diterima oleh dunia barat sebagai salah satu kebenaran saintifik. Penelitian yang dilakukan oleh ribuan peneliti Tiongkok seperti Bian Zhaoxiang dan Jing-Ke Weng telah diakui oleh dunia medis internasional, di mana beberapa pendekatan medis klasik Tiongkok memiliki landasan saintifik yang jelas atau setidaknya, dapat dikembangkan dengan berbagai pengembangan metode sains modern. Proses ini merupakan langkah yang sangat kecil dibandingkan ribuan tahun usaha masyarakat Tiongkok dalam melestarikan kebudayaan pengobatan tradisional mereka. Di satu sisi kemajuan teknologi kesehatan di barat telah melakukan lompatan besar dengan pengetahuan molekuler mengenai tubuh bahkan bakteri, baik melalui pengukuran dan bahkan proses imaging. Namun Zheng menambahkan bahwa pemahaman atas kesehatan melalui tubuh tidak bisa dilalui tanpa pemahaman tentang jiwa dalam aspek psikologis. Tubuh yang baik adalah tubuh yang kuat dan lincah, sementara jiwa yang baik adalah jiwa yang stabil dan tenang.

Para pengajar klasik Tiongkok mengajarkan bahwa ada satu aspek yang sering kali terlupakan yaitu spirit (yang tidak dapat diterjemahkan sebagai jiwa) di mana spirit tersebut merupakan pikiran yang memiliki aspirasi semakin tinggi di setiap waktunya. Aspirasi juga dirujuk dalam pidato Ren Xin Zheng sebagai proses bertumbuhnya ikatan manusia dengan kosmos yang lebih bersifat universal. Dalam masyarakat Tiongkok modern yang telah menerima kembali aspek spiritualitas, di samping seluruh afirmasi pada penilaian materialistis Zheng menekankan bahwa ajaran klasik leluhur Tiongkok mengajak manusia untuk tetap berhubungan dengan entitas yang bersifat universal, baik yang dipercayai sebagai leluhur, dewa, Tuhan, alam, ialah apa pun yang ada di luar kuasa dan pemahaman penuh manusia. Spirit yang dimaksud oleh Zheng adalah yang selanjutnya dipelajari dalam ilmu-ilmu alam tradisional Tiongkok seperti Feng Shui dan meditasi.

Dalam gambaran yang dijelaskan Ren Xin Zheng, kita melihat arus besar dari perkembangan TCM di dunia. Kita tidak lagi banyak mengandalkan timbangan skala kuningan atau suhu yang diukur dari sentuhan kulit pemeriksa suhu tubuh kita. Namun TCM, di tengah perkembangan pesat dunia medis tetap menempatkan dua aspek lain (jiwa dan spirit) di samping aspek tubuh yang telah mudah diukur. Aspek yang pertama adalah tubuh secara fisik yang mewakili sifat ke-bumi-an (earthly), sementara aspek yang kedua adalah jiwa yang diwakili oleh keberadaan kesadaran awal manusia atau yang disebut sebagai Mind atau sifat humanitas (humanity). Tubuh dianggap merupakan bentuk hubungan langsung manusia dengan bumi. Karenanya, apa yang terjadi pada tubuh adalah juga apa yang dapat terjadi pada hal-hal lain di dunia. Misalnya, tubuh manusia bertambah tua sesuai dengan usia, hal tersebut berlaku pula pada seluruh makhluk hidup. Keterikatan dengan waktu adalah salah satu contoh bagaimana tubuh menjadi perwakilan sifat ke-bumi-an manusia. Dalam TCM pula, hukum yang sangat jelas adalah bahwa kondisi tubuh akan sesuai dengan apa yang masuk atau dapat keluar darinya. Getaran yang diterima oleh gendang telinga, zat kimia yang diproses oleh organ, makanan yang dikonsumsi, atau gas yang dihirup oleh manusia mempengaruhi keseluruhan kondisi tubuh manusia. Oleh karena itu, muncul idiom klasik Tiongkok 养生之道,饮食为先 (Yǎngshēng zhī dào, yǐnshí wéi xiān) yang berarti cara melestarikan kehidupan, adalah memprioritaskan diet.

Aspek yang kedua Mind dalam pendekatan kebijaksanaan klasik Tiongkok mewakili sifat humanitas manusia berkaitan dengan apa yang dapat dipikirkan dan dilakukan oleh manusia. Dalam hal ini, pertimbangan dan pilihan menjadi poin penting. Ajaran kesehatan Tiongkok seperti Konfusianisme mengajarkan kepada manusia agar menjadi manusia yang utama, atau Taoisme yang mengajarkan manusia agar menjadi manusia yang selaras dengan alam. Walaupun kedua ajaran ini terdengar abstrak dan sangat sulit untuk diterjemahkan, namun para pelajar kedua ajaran ini terus mengembangkan nilai-nilai, etiket, dan bahkan ajaran laku hidup yang dapat dilalui manusia untuk mencapai kesempurnaan – dalam hal ini yang dimaksud kesempurnaan adalah menghindari kesalahan, kerugian, atau mara bahaya. Dalam pembahasan yang spesifik pada ajaran TCM, Mind adalah aspek yang perlu dikendalikan manusia dalam memikirkan cara untuk terus hidup baik. Artinya, mempertimbangkan pilihan dalam segala hal adalah perihal yang sangat krusial. Apabila terdapat pilihan sederhana seperti: berbelok ke kiri atau ke kanan? Maka manusia dengan aspek Mind-nya perlu memahami alasan dan konsekuensi dari kedua pilihan, serta faktor yang mendorong mengapa ia perlu mengambil langkah ke kanan atau ke kiri. Karenanya dalam salah satu nasihat klasik Tiongkok pernah disebutkan, 静以修,俭以养德 (Jìng yǐ xiūshēn, jiǎn yǐ yǎng dé) yang secara harfiah bermakna ketenangan memupuk kemampuan diri, dan kesederhanaan memupuk kebajikan.

Sementara itu aspek yang ketiga yaitu spirit sangat berhubungan dengan dunia spiritual (heavenly) bagaimana dua aspek sebelumnya disusun dalam penerjemahan metafisika tradisional Tiongkok. Dalam spirit (Shen 神) terdapat lima hal yang berpengaruh yaitu Shen 神 itu sendiri (pikiran yang diwakili pengolahan organ jantung), Po 魄 (jiwa yang berkaitan langsung dengan manusia  yang diwakili organ paru-paru), Hun 魂 (jiwa yang berkaitan dengan yang ilahi yang diwakili organ hati), Yi 意 (kognisi dan rasio yang diwakili organ limpa),  dan Zhi 志 (kehendak  yang diwakili organ ginjal).

Masyarakat Tiongkok klasik percaya bahwa kelima spirit ini merupakan pokok kesatuan kehidupan yang berhubungan dengan inspirasi dari surgawi dan berhubungan langsung dengan proses alami kehidupan manusia di dunia. Bagi para pelajar yang terbiasa dengan konsepsi pemikiran Barat mengenai jiwa, pembagian ini akan terasa asing. Terlebih bila kita membandingkan fakultasi dua jenis jiwa (yang berkaitan langsung dengan diri dan dengan alam) serta penempatan pikiran, kognisi, dan rasio di bawah spirit. Dari tiga aspek manusia dan lima aspek spirit ini, tidak ada yang di antaranya berada di bawah atau di atas satu sama lain. Pembagian aspek-aspek ini berfungsi sebagai klasifikasi yang mempermudah kita untuk memahami apa saja yang dapat mempengaruhi kondisi manusia.

Penjelasan mengenai tiga bagian manusia dan lima fakultasi spirit di atas dibahas dalam Su Wen 素問 atau Pertanyaan-pertanyaan Mendasar, ialah bab pertama dari buku induk kesehatan tradisional Tiongkok Nei Ching – Neijing – atau Huangdi Neijing 黃帝 內經 yang dalam penerjemahan harfiah berarti Pencerahan Internal Kaisar Kuning. Buku esoterik ini dipercaya telah diturunkan oleh kaisar ketiga daratan Tiongkok, Huang Di kepada masyarakat di daratan Tiongkok terutama di daerah-daerah pusat peradaban di aliran Sungai Kuning semenjak tahun 2600 SM. Buku ini telah melalui berbagai penambahan, pelestarian, dan kritik yang setidaknya dimulai pada masa dinasti Qin dan Han Pertama. Bab berikutnya dalam Neijing seperti Lingshu 靈樞 membahas mengenai bagaimana kerja tubuh didorong oleh aliran darah (xue 血) dan spirit (Shen 神). Dalam Nei Jing, terdapat delapan tindakan yang dapat diupayakan manusia untuk menciptakan kehidupan yang sehat yaitu akupuntur (zhēnjiǔ 针灸), herbiologi, pengolahan nutrisi, meditasi, Qigong atau T’ai chi, pemijatan atau Tui Na, astrologi (baik Ba Zhi 八字- Delapan Karakter atau Zhi Wei Dou Shu 紫微斗数 – Perhitungan Bintang Ungu), dan Feng Shui. Terdapat banyak pertanyaan terutama dari para saintis barat mengenai kinerja dan hubungan dari permasalahan organ tubuh, jiwa, dan spirit yang diajarkan dalam Neijing. Dan untuk ini, salah satu pembahasan dalam Lingshu tersedia untuk menjelaskan pertanyaan-pertanyaan sejenis.

Hati menyimpan (cang 藏) darah, dan darah adalah tempat tinggal (hun 魂)… Limpa menyimpan rekonstruksi tubuh (nutrisi, ying 營), dan rekonstruksi tubuh adalah tempat bersemayamnya intensi (yi 意)… Jantung menyimpan peredaran darah vital (mai 脈), dan peredaran vital adalah tempat bersemayamnya spirit (shen 神)… Paru-paru menyimpan energi vital (qi 氣), dan qi adalah tempat tinggal (po 魄)… Ginjal menyimpan esensi, esensi adalah tempat bersemayamnya kehendak (zhi 志).

Lingshu VIII

Manusia menerima kehidupan dari darah dan energi vital (xue qi 血 氣) dan dari spirit vital (jing shen 精 神) untuk memenuhi takdir alaminya (xing ming 性 命).

Lingshu XLVII

Dari penekanan yang dipilih dalam ajaran induk Neijing nampak bahwa usulan Ren Xi Zheng mengenai penyelenggaraan TCM tidak hanya berfokus pada tubuh manusia saja, di lain sisi terdapat juga dua aspek lain yaitu spirit dan jiwa yang menyangkutkan secara langsung kondisi jiwa, pikiran, dan seluruh energi yang mengepung manusia. Manusia hidup bukan hanya dari organisasi tubuhnya semata melainkan juga dari spirit vital untuk memenuhi aspirasi yang lebih tinggi yaitu bersatu dengan bagian lain dunia atau takdir alamiahnya.

Pandangan filsafat Tiongkok klasik mengenai manusia tidak hanya dibahas dalam batasan fisik atau identitas semata. Prinsip embodied mind yang diusulkan William James dalam Essays in Radical Empiricism menjadi salah satu penguatan pandangan dari filsuf Barat mengenai keterkaitan atau penyatuan kesadaran dan tubuh yang diusulkan demi membantah empirisme keras dalam tradisi sebelumnya yang memisahkan kedua entitas tersebut. Namun filsafat klasik Tiongkok secara lebih mendalam lagi membahas mengenai keterlibatan aspek ketiga yaitu spirit yang belum pernah dirumuskan secara mendetail oleh para filsuf barat sebelumnya. Spirit yang muncul dalam pembahasan Hegel misalnya, tidak membahas perihal di luar kesadaran sejauh ia tuliskan dalam Phenomenology of Spirit, sementara spirit dalam filsafat klasik Tiongkok baik dalam kerangka Taoisme, Konfusianisme, maupun Buddhisme Tiongkok mencoba membahas mengenai aturan hidup yang berhubungan langsung dengan berbagai entitas lain di luar manusia dan kesadarannya.

Rujukan

Itshaky, Boaz. Huang Di Nei Jing Ling Shu; The Ancient Classic on Needle Therapy; The Complete Chinese Text with an Annotated English Translation. J Altern Complement Integr Med 2017, 3: 020. 2017.

Johnson, Ai Matsui. A Little Bit of Feng Shui. Sterling Publishing. 2021.

Raphals, Lisa. A Tripartite Self. Oxford University Press. 2023.

Unschuld, Paul U. Huang Di Nei Jing Su Wen. University of California Press. 2003.

Pendiri LSF Discourse dan saat ini menjadi penasihat lembaga. Pimpinan Redaksi lsfdiscourse.org dan penerbit Discourse Book. Mengajar di Universitas Bina Nusantara Malang.

Berikan komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Skip to content