Kekerasan sistemik: Sebuah permasalahan masyarakat modern dalam pandangan Slavoj Žižek

Terdapat jenis kekerasan yang objektif: Žižek menyebutnya dengan kekerasan simbolik atau bahasa dan kekerasan sistemik.
Kekerasan Sistemtik
Kekerasan Sistemik

Kekerasan sistemik adalah jenis kekerasan yang tak terlihat dan seolah-olah tak ada. Korban ialah para konsumen yang menjadi bagian dari tindakan kemanusiaan, yang tanpa sadar telah masuk ke dalam sistem kapital melalui  kemurahan hati (sebagai salah satu cara untuk pengakuan yang menguatkan dirinya). Kerap kali kita menjumpai sebuah transaksi pada sebuah toko dengan tambahan alasan membantu saudara yang mengalami permasalahan ekonomi atau masalah pendidikan, dan lain sebagainya. Hal ini kita lihat pada berbagai iklan baik di mini market, kedai-kedai kopi, atau di tempat lainnya. Iklan tersebut merupakan alat pelancar bagi produk-produk kapitalisme. Inilah yang disebut oleh Žižek sebagai kekerasan sistemik.

Sebenarnya ada dua kekerasan yang ada di dunia ini, ialah kekerasan subjektif dan kekerasan objektif. Kekerasan subjektif adalah apa yang terlihat oleh mata, dalam artian mempunyai wujud yang riil. Sementara kekerasan objektif ialah yang tak terlihat oleh mata yang terbagi menjadi dua, yang oleh Žižek menyebutnya dengan kekerasan simbolik atau bahasa dan kekerasan sistemik.

Biografi Slavoj Žižek

Žižek lahir di Slovenia pada tanggal 21 Maret 1949. Ia yang merupakan anak dari sebuah keluarga birokrat kelas menengah. Pada masa itu, pemerintahan di wilayahnya bersifat komunis liberal, ialah pemerintahan yang memberikan kebebasan namun dengan aturan yang begitu ketat dan mengekang. Dalam aturan yang dibuat, ada satu aturan yang menarik, ialah semua film yang akan diputarkan di publik harus diberikan pada universitas terlebih dahulu untuk dievaluasi. Sehingga pada masa remajanya, Žižek banyak menonton film, budaya populer, dan teori barat yang non-komunis sehingga ia tertarik dengan hal yang demikian. Hal ini berbanding terbalik dengan ketidaksukaan film atau sastra yang ada di negaranya sendiri, karena baginya sudah terkontaminasi dengan ideologi komunis.

Pada usianya yang ke-17, Ia mengembangkan minatnya terhadap filsafat, dengan belajar di Universitas Ljubljana dan lulus dengan gelar Sarjana Seni (bidang filsafat dan sosiologi) pada tahun 1971. Kemudian pada tahun 1975 Ia mendapat gelar Master Seni (Filsafat) dengan tesis yang berjudul Relevansi Teoritis dan Praktis Strukturalisme Perancis dengan tebal 400 halaman. Pada tahun 1981 Ia mendapatkan gelar Doktor seni pertamanya dalam bidang filsafat dengan disertasi tentang Idealisme Jerman dan pada tahun 1985 di Universitas Paris VIII Žižek menyelesaikan Doktor keduanya dalam bidang Seni (Psikoanalisis) dengan disertasi seputar karya Hegel, Marx, dan Kripke yang dibaca melalui lensa Lacanian.

Makna dari kekerasan menurut Žižek

Kekerasan secara etimologi sepadan dengan kata violence. Kata violence berasal dari bahasa latin dengan bentuk noun violentia, violentus sebagai bentuk adjektiva, yang bermakna sifat vehement (sifat berapi-api) dan impetuous (ketergesa-gesaan). Kata Violentia dan violentus berakar dari violare yang bermakna to outrage (menyakiti, bersifat biadab), to dishonor (menghina, merendahkan), dan to treat with violence (bertindak kasar). Kemudian terdapat hubungan antara violare dengan kata vis yang dapat dimaknai dengan kata strength (kekuatan) dan force (daya atau paksaan), di mana kekuatan dan paksaan yang dikandung pada kata vis berkaitan dengan organ tubuh. Sehingga objek sasaran yang terkandung dalam kata violence adalah tubuh makhluk hidup.

Ada beberapa aspek dari kekerasan yang perlu kita ketahui, ialah kekuasaan, kekuatan, daya/paksaan, otoritas dan kekerasan. Kekerasan yang diimbangi kekuasaan akan memunculkan perang/perpecahan, sedangkan kekerasan yang terlembagakan dalam masyarakat terorganisir sering kali muncul dalam penyamaran otoritas. Di samping itu kita juga harus memahami bentuk kekerasan agar kita tak menyalah-artikan makna kekerasan tersebut.  Bagi Žižek kekerasan yang dimaksud adalah kekerasan dalam makna luas, ialah segala bentuk ketidakadilan yang terjadi akibat sistem dan struktur politik kuasa yang ada pada masyarakat. Bagi Žižek kekerasan sistemik adalah bentuk kekerasan yang menolak bentuk imajiner dan tidak mampu disimpulkan oleh kode sosial.

Kekerasan Sistemik Slavoj Žižek

Dalam memahami bagaimana laju dalam kekerasan sistemik, kita bisa lihat bagaimana hubungan subjek dan objek dalam kekerasan sistemik. Setidaknya Žižek menjelaskan bahwa hubungan subjek-objek dalam kekerasan sistemik dapat kita lihat dalam empat hal, ialah :

Pertama, istilah Big Other ialah “Tak ada tempat lain untuk mencari kesenangan selain pada kesenangan orang lain. Bukan karena orang lain memiliki kunci pada objek kesenangan yang diinginkan, akan tetapi objek kesenangan pertama kali adalah diakui orang lain (the other)” (Jacques Lacan, Ecrits, hal.43). Sirkulasi keinginan yang ada pada individu dimiliki oleh orang lain adalah keinginan yang dimiliki oleh orang lain. Orang lain yang dimaksud adalah ego dan superego (simbol hukum, aturan dan kode sosial) sehingga orang lain adalah objek sasaran sekaligus subjek pemateri, pengatur, dan pencetak kesenangan dan keinginan pada diri individu.

Kedua, istilah subjek semu ialah yang berangkat dari sebuah ideologi. Istilah Žižek “For they know not they do.” Maksudnya adalah subjek mengetahui tapi tak bisa melakukan apapun. Dari hal ini dapat kita lihat bahwa individu tahu sistem kapitalis telah merusak dunia namun tak melakukan apapun untuk mengubah kondisi tersebut. Dalam keseharian, individu tahu bahwa produk yang dikonsumsi adalah produk kapitalis, tahu bahwa penggunaan produk tertentu akan melahirkan produksi secara massal/besar yang pada akhirnya melahirkan eksploitasi alam yang kemudian mengarah pada krisis ekologi bahkan krisis kemanusiaan. Dalam istilah yang lain, Žižek menyebutkan “Lying by way of the truth”. Dalam beberapa kasus, untuk melegitimasi kekuasaannya, para pengusaha memberi beberapa untuk kemanusiaan, padahal mereka tahu bahwa krisis kemanusiaan tak akan selesai jika hanya seperti itu akan tetapi harus mengubah sistem yang ada.

Ketiga, pemasaran kapitalis. Salah satu hal yang dilakukan oleh para pengusaha untuk mempertahankan sistem kapitalnya adalah kedermawanan yang sengaja disuguhkan kepada masyarakat. Kedermawanan merupakan salah satu pembenaran atas  kekerasan sistemik. Kekerasan sistemik tidak memerlukan tindakan yang buruk yang berakibat terhadap orang lain, tak memerlukan subjek jahat dalam kehidupan, hanya maksud yang tak terlihat.

Keempat, istilah Objet petit a adalah sesuatu yang tak ada, namun diasumsikan ada. Dalam era modern ini, smartphone bisa menjadi fenomena yang ada. Bahwa teknologi smartphone tak pernah terpuaskan, karena objek pemuasan sendiri tak ada, namun diasumsikan ada. Sehingga eksistensi objet petit a tidak diciptakan dalam ruang bahasa, ditunjuk dengan konversi tanda, atau ditampilkan dalam sebuah gambaran.

Dari berbagai penjelasan di atas, dapat kita lihat bahwa kekerasan sistemik adalah sisi tersembunyi dari kekerasan yang ada, yang mana ia merupakan bentuk nyata dari realitas masyarakat saat ini. Kekerasan sistemik mulai tampak pada iklan-iklan berbasis kemanusiaan yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan untuk melanggengkan kapitalnya.

Dalam realitas yang ada konsumen tahu bahwa apa yang mereka konsumsi tak dapat memuaskan dirinya. Karena pada dasarnya objet petit a memang tak bisa dipuaskan, ia akan selalu berubah-ubah sebagai bentuk pelanggengan produk-produk kapitalisme. Para kapitalis tahu bahwa bantuan yang diberikan tak mampu mengubah kondisi ekonomi masyarakat kecil, namun iklan-iklan kemanusiaan terus dilayangkan.

Saipul Haq

Mahasiswa

Berikan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Skip to content