Tahun 2016 Kemendikbud merilis daftar belasan video game (VG) yang dinyatakan dapat meniadakan rasa empati anak. Dalam pandangan umum, bermain VG dianggap dapat menurunkan tingkat kesadaran manusia akan lingkungan sosial. Filosof Slovenia Slavoj Zizek melihat VG berperan dalam pembentukan ideologi dan gerak sikap massa di kehidupan sehari-hari; ia mengamati peran VG dalam pembentukan subjektivitas manusia abad 21 di mana menurutnya VG meningkatkan daya kompetisi dan kemungkinan-kemungkinan subjektif yang hanya terbatas oleh sedikit peraturan. Pun, peraturan dalam VG dapat ditebas dengan kemampuan cheating atau laku curang.

Dalam VG terdapat kematian dan kehidupan tak terbatas (un-death), ungkapan yang menurut Zizek merupakan sebuah penilaian (judgement) “tak terbatas” dalam pemahaman Kantian. Manusia (atau peran dalam bentuk apapun) dapat hidup dan mati berulang kali. Sebelum VG, tokoh cerpen seperti Sherlock Holmes di awal abad 20 dan film Batman di abad 21 mengalami kematian dan kehidupan kembali. Perbedaan VG dan kisah para hero adalah bahwa repetisi VG terekam dalam keseharian hingga melahirkan habitus yang menyebabkan kecenderungan pemain untuk melakukan hal berulang dalam hidupnya. Dengan pola permainan Play-Lose-Game Over- dan Restart kembali, VG merubah kebiasaan dan realitas-ideologis menjadi habitus.

Zizek memaparkan revolusi realitas yang merubah subjektivitas gamers. Pokemon Go, misalnya, mencampurkan dunia nyata dengan kemungkinan virtual hingga membuat pemain dapat beraktivitas di antara dua “realitas”. Dalam ke-ideal-an pemain PoGo, dunia adalah tempat dimana para pocket monster hadir dalam ruang manusia secara faktual bernafas dan bergerak. PoGo tidak mengeluarkan pemain dari kesadaran akan realitasnya melainkan hanya menambah lapisan realitas yang mendisposisikan realitas paradoksal, membuat pemain memaksakan idealismenya (yang bersumber dari VG) dan menjadi pelaksana dari ideologi yang bertentangan dengan kenyataan.

Pendiri LSF Discourse dan saat ini menjadi penasihat lembaga. Pimpinan Redaksi lsfdiscourse.org dan penerbit Discourse Book. Mengajar di Universitas Bina Nusantara Malang.

Berikan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Skip to content