Epistemologi Ekonomi: Melihat Batasan, Evaluasi, dan Verifikasi Pengetahuan

Pemahaman yang mendasar atas epistemologi ekonomi menjadi sesuatu yang penting untuk memahami makna ekonomi yang lebih luas. 
Ludwig von Mises
Ludwig von Mises

Epistemologi sosial berusaha untuk melihat kondisi sosial dan bagaimana konsep yang ada dalam pengetahuan menjadi salah satu topik bahasan yang ada. Dalam melihat pengetahuan tersebut, ada proses dan ciri khas mulai dari konstruksi pengetahuan, diseminasi, dan melakukan validasi dalam pengetahuan (Goldman, 2001). Dalam disiplin filsafat, epistemologi juga berusaha melihat bagaimana struktur pengetahuan saling terkait satu dengan yang lainnya. Dari pembagian pengetahuan, terdapat perbedaan yang nyata bagaimana epistemologi memandang pengetahuan, dan epistemologi sosial melihat aspek sosial dalam mendapatkan pengetahuan dan proses validasinya (Anzola, 2021).

Salah satu isu fundamental dalam epistemologi sosial adalah mengenai ekonomi. Pokok bahasan dari epistemologi ekonomi terkait dengan transaksi dan juga perilaku manusia dalam kerangka besar pengetahuan. Dalam melihat sisi ini, epistemologi ekonomi melihat aktor-aktor mulai dari individu, kelembagaan, dan masyarakat memiliki pola pengetahuan dari sudut pandang fenomena ekonomi. (Sagal, 1977). Dinamika manusia tersebut dilihat dan diukur sebagai fenomena, dan dari sanalah ditarik ciri khas epistemologinya. 

Esai ini juga bermaksud melihat epistemologi ekonomi dalam kerangka Ludwig von Mises, seorang ekonom yang menulis buku epistemologi ekonomi. Von Mises adalah seorang ekonom dari Austria dan berkontribusi banyak dalam karyanya tentang praksis dan studi ekonomi dalam melihat tindakan manusia (Linsbichler, 2017). Mises mengintroduksi ide tentang pengetahuan ekonomi yang diturunkan dari sifat manusia. Seperti manusia yang memiliki perilaku, dalam memahami ilmu ekonomi juga perlu melihat manusia yang riil, dan mengubah cara memandang realitas yang ada.

Salah satu hal yang menjadi pokok pembahasan dari esai ini adalah dengan melihat batasan pengetahuan dari sisi ekonomi, komitmen ekonomi dalam melakukan evaluasi, dan bagaimana proses verifikasi dalam pengetahuan ekonomi berjalan. Lewat bagian-bagian ini, penulis akan mencoba melihat kesesuaian praktik dan juga teori sehingga esai ini lebih relevan dan memiliki sifat yang tepat guna. Lewat tiga kerangka analisis ini, signifikansi ekonomi dalam epistemologi sosial dapat terlihat ketika disandingkan dengan teori von Mises. 

Batasan Pengetahuan Ekonomi

Batasan pengetahuan dalam epistemologi dapat didefinisikan dari pengetahuan yang diperoleh dan juga proses verifikasinya. Batasan ini memberikan perbedaan mana yang mungkin untuk dilihat dan diobservasi lebih lanjut, dan mana yang tidak bisa (Hetherington, 2006). Lewat batasan pengetahuan, dapat ditemukan juga proses pengetahuan diciptakan. Pengetahuan merupakan cara untuk memverifikasi sebuah fakta dan menjadi kebenaran tertentu. Sehingga, lewat batasan pengetahuan, kita dapat melihat sebenarnya apa yang bisa diyakini dan dikatakan benar.

Dalam ekonomi sendiri, batasan pengetahuan berkembang secara masif. Dari awalnya, perkembangan ekonomi meneliti tentang transaksi dan proses yang ada di pasar (lewat permintaan dan penawaran). Kemudian, hal ini berkembang menuju kepada aktivitas manusia dan interaksinya. Dari sisi caranya, awal pengetahuan ekonomi didapatkan dari aktivitas ekonomi dan kemudian berpindah dengan memahaminya dalam konteks sosial lebih luas. Hal ini setidaknya menunjukkan bahwa pengetahuan ekonomi mencakup dimensi sosial-ekonomi lebih luas dan menuju tindakan manusia.

Perkembangan ini terjadi karena manusia sebagai fokus penelitian ekonomi mulai mendapatkan tempat. Manusia bukan saja dilihat sebagai agen ekonomi, tetapi aktor yang berperan dan memiliki implikasi dalam ekonomi (Boettke, 2020). Manusia di sini tidak hanya direduksi dalam transaksi tetapi juga memiliki dimensi masyarakat dan kelembagaannya. Nuansa manusia sebagai fokus penelitian ekonomi membuka banyak perspektif dalam ekonomi

Ludwig von Mises, lewat konsepnya praksiologi, melihat pentingnya perilaku manusia untuk memahami ekonomi. Praksiologi atau ilmu yang mempelajari tindakan manusia melihat perilaku ekonomi berdasarkan tindakan rasional untuk mencapai suatu tujuan (Gonce, 1973). Lewat tesisnya tentang ekonomi, manusia memiliki tindakan yang punya tujuan, secara universal benar dan integral untuk memahami realitas ekonomi. 

Dengan melihat tindakan manusia lebih lanjut, banyak ekonom yang mulai melihat fenomena manusia seperti pernikahan, pendidikan dan juga kesehatan. Contoh yang paling akhir dari perspektif ini adalah Gary Becker lewat bukunya berjudul Human Capital. Becker melihat investasi dalam pendidikan, pelatihan dan kesehatan bukan hanya merupakan pilihan pribadi tetapi memiliki implikasi ekonomi yang lebih luas dan mempengaruhi modal manusia dalam pembangunan.

Dari pandangan von Mises tentang tindakan manusia, maka terdapat signifikansi dalam perdebatan ekonomi dalam pengambilan keputusan. Pandangan Mises yang mengubah paradigma mengubah konstelasi bagaimana ekonomi memandang pengetahuan, lewat metode metriks yang sering dipakai, ekonomi mulai melihat tindakan manusia yang berakibat pada masyarakat (Delgado, 2016).

Metodologi Ekonomi: Evaluasi

Konsep evaluasi dalam ekonomi merupakan titik sentral untuk memahami bagaimana suatu tindakan manusia dapat berpengaruh kepada aktivitas ekonomi lebih luas, termasuk kebijakan dan intervensi masyarakat. Evaluasi merupakan cara untuk melihat dan menimbang sesuatu terkait kebermanfaatannya. Dari sisi evaluasi, metode yang digunakan ekonomi juga beragam, mulai dari hanya membandingkan data transaksi di pasar lalu sampai dengan evaluasi dampak untuk melihat proses kebijakan (Alchian, 1950). Metodologi ini tidak melihat hanya berdasarkan transaksi tetapi berusaha melihat bagaimana sebuah kebijakan bisa berperan untuk masyarakat. Terutama apa yang menjadi limitasi-limitasinya dan juga apa saja yang berpengaruh akan efek kebijakan. 

Para ekonom menggunakan metriks atau yang dikenal sebagai ekonometri untuk mengukur nilai barang, jasa, kebijakan, dan bahkan fenomena sosial. Proses yang dilakukan adalah dengan melakukan kuantifikasi untuk melihat proses ekonomi yang ada. Cara yang bisa dilakukan adalah dengan membandingkan dan menganalisis untuk melihat keefektifan suatu kebijakan. Penggunaan metriks bukan tujuan akhir tetapi sarana untuk melihat kebijakan yang paling efektif untuk masyarakat (Zefinescu et al., 2014).

Dari proses tersebut, evaluasi dalam perekonomian menggunakan model matematika dalam rangka teori ekonomi. Model ini sebenarnya mengurangi penjelasan untuk mengukur realitas ekonomi yang kompleks. Padahal, terkadang realitas ekonomi membutuhkan suatu usaha yang sistematis dan komprehensif dalam mengevaluasinya. Evaluasi ekonomi terkadang lebih melakukan simplifikasi tetapi dengan alasan tidak bisa menganalisis semuanya, pandangan ini memiliki kesahihan tersendiri. Lewat model tersebut, ekonom dapat melihat pola, menguji hipotesis, dan membuat prediksi.

Von Mises mengintroduksi bahwa kalkulasi yang dilakukan ekonomi sebenarnya punya tantangannya tersendiri. Hal ini dikarenakan bahwa realitas manusia dan tindakannya berubah sesuai keadaan (Mises, 2007). Argumennya adalah bahwa tanpa sebuah kejelasan tingkat harga, sebuah keputusan ekonomi yang rasional dan alokasi ekonomi yang efisien akan susah tercapai. Ide ini mempengaruhi evaluasi dalam metodologi ekonomi bahwa haruslah melihat dinamika pasar (yang bukan hanya sebatas transaksi), dan pentingnya melihat preferensi individu dalam evaluasi tersebut. 

Walaupun demikian, terdapat limitasi dalam ide Mises. Walaupun harga bisa menjelaskan sebagian kecil dari realitas ekonomi, tetapi harga memiliki keterbatasan akan sesuatu yang tidak bisa dikuantifikasi. Sehingga, terkadang asumsi yang dipakai oleh ekonom tidak sepenuhnya bisa dipertanggungjawabkan. Di sisi lain, metodologi ekonomi sendiri banyak membantu pembuat kebijakan untuk menentukan kebijakan mana yang lebih efektif untuk masyarakat. 

Verifikasi dalam ekonomi: Perdebatan ekonometri dan ekonomi naratif 

Setelah melihat limitasi dan tantangan ilmu ekonomi, bagian ini akan melihat bagaimana ekonomi sebagai pengetahuan melakukan verifikasi pengetahuan. Dalam ilmu Ekonomi, proses verifikasi memiliki perkembangan masing-masing. Ekonom berusaha mengatasi tantangan dan mengembangkan cara agar kredibilitas ekonomi sebagai pengetahuan menjadi lebih sahih. 

Ekonomi sebagai disiplin ilmu memiliki sisi empirisme dan logika berpikir. Dalam hal ini, ekonomi menggunakan data kuantitatif seperti statistik dan ekonometri serta dengan menggunakan data kualitatif, seperti naratif dan juga studi kasus. Kedua hal tersebut digunakan untuk memahami fenomena ekonomi. Lewat metode kuantitatif, ekonomi berusaha melihat kausalitas atau hubungan sebab ekibat dari sebuah fenomena (Hicks, 1980). Proses pencarian sebab akibat tersebut melewati proses verifikasi. Namun, yang menjadi kendala adalah bahwa terkadang proses verifikasi tersebut tidak berjalan dengan lancar karena adanya fixed mindset akan sesuatu hal.

Ludwig von Mises memperlihatkan pentingnya pengetahuan apriori dalam ekonomi, di mana pertama-tama logika dipertahankan daripada melihat bukti empiris. Pendapatnya menyatakan bahwa hukum permintaan dan penawaran, adalah hukum universal dan bisa dipahami tanpa melewati proses verifikasi (Selgon, 1999). Namun, permasalahannya adalah tanpa proses verifikasi, maka kompleksitas ekonomi tidak akan terlihat, padahal fundamental ekonomi terlihat dari proses verifikasi. 

Dari metode verifikasi dalam ekonomi, terdapat dua pendekatan yang utama yaitu ekonometri dan juga pendekatan naratif. Ekonometri menggunakan metode statistik untuk mengecek teori ekonomi, dan menawarkan presisi dengan pembuktian matematis. Namun, metode ini bukan tanpa kekurangan, di mana terdapat asumsi yang mereduksi kompleksitas ekonomi yang ada. 

Di sisi lain, ekonomi naratif menggunakan data dan menawarkan cerita yang menggambarkan kondisi yang ada. Walaupun menggunakan data deskriptif, narasi yang dibangun bisa menawarkan kedalaman baru dalam menganalisis situasi yang ada. Schiller (2017) melihat bagaimana narasi bisa mempengaruhi pengembangan ekonomi ke arah yang baru. Bahkan, narasi yang tidak tepat bisa menyebabkan krisis yang berkepanjangan dan menimbulkan krisis ekonomi seperti krisis 1921, atau krisis ekonomi di tahun 2008. 

Ekonomi sebagai Sains

Dalam epistemologi sosial, dibutuhkan pemahaman dalam ekonomi yang lebih baik. Tulisan esai ini telah mencoba menjelaskan bagaimana asumsi dengan kerangka batasan, evaluasi, dan proses verifikasi menjadikan ekonomi sebagai suatu bagian dari pengetahuan. Suatu disiplin yang berkembang menjadi semacam reduksi metriks yang ada. Pendekatan ini kemungkinan bisa mereduksi kedalaman dari ilmu ekonomi dan dinamika ekonomi itu sendiri. Padahal, ada beragam pendekatan yang bisa dipakai. 

Untuk memahami ekonomi sendiri, kita telah melihat bahwa batasan pengetahuan ekonomi terletak pada tindakan manusia yang ingin dilihatnya. Disiplin ilmu kemudian mengubah haluan dari sesuatu yang hanya transaksi kepada tindakan manusia dan interaksinya. Dalam menganalisisnya, dibutuhkan bukti dan pemahaman logis untuk mengevaluasi dan mengukur berbagai macam hal. Ekonomi menggunakan berbagai cara untuk melihat bagaimana pergerakan barang-jasa, kebijakan dan fenomena sosial. 

Ekonomi menggunakan metode matematika dan teori untuk melihat realitas ekonomi yang ada. Selain itu, ekonomi menggunakan berbagai cara untuk melakukan verifikasi dalam metodenya. Metode ekonometri dan juga narasi digunakan untuk memvalidasi penemuannya terhadap realitas yang ada. Tulisan ini telah memberi sisi positif dan negatif dari kedua pendekatan ini. 

Ide dari Ludwig von Mises menjelaskan tentang tindakan manusia menjadi fokus penelitian ekonomi. Tindakan manusia memiliki tujuannya dan bersifat rasional dalam basis analisis ekonomi. Kekuatan ekonomi terletak dalam kapasitasnya yang berevolusi dari waktu ke waktu. Namun, permasalahan yang utama dari ekonomi adalah sifatnya yang tidak interdisipliner. Hal ini menyebabkan ekonomi bersifat mengerucut dan tidak meluas. 

Dari esai ini, pertimbangan epistemologi dibutuhkan untuk memahami ekonomi. Lewat hal ini, kita memahami setidaknya metode verifikasi ekonomi dan analisis yang dilakukan oleh ekonomi, dan bagaimana ekonomi menginterpretasi hasil penelitiannya. Oleh karena itu, pemahaman yang mendasar akan epistemologi ekonomi menjadi sesuatu yang penting untuk memahami makna ekonomi yang lebih luas.

Referensi 

Alchian, Armen A. “Uncertainty, Evolution, and Economic Theory.” Journal of Political Economy 58, no. 3 (1950): 211–21. http://www.jstor.org/stable/1827159

Anzola, D. Social Epistemology and Validation in Agent-Based Social Simulation. Philos. Technol. 34, (2021). 1333–1361. https://doi.org/10.1007/s13347-021-00461-8 

Boettke, Peter J. “Mises’s Human Action and Its Place in Science and Intellectual Culture.” The Independent Review 24, no. 4 (2020): 557–65. https://www.jstor.org/stable/48583522

Delgado, Richard. “Mises on Praxeology.” SSRN (2016). Delgado, Richard, Mises on Praxeology (November 13, 2016). https://ssrn.com/abstract=2868872 

Goldman, Alvin dan Cailin O’Connor, “Social Epistemology”, The Stanford Encyclopedia of Philosophy (Winter 2021 Edition), Edward N. Zalta (ed.), https://plato.stanford.edu/archives/win2021/entries/epistemology-social/ 

Gonce, R. A. “Natural Law and Ludwig von Mises’ Praxeology and Economic Science.” Southern Economic Journal 39, no. 4 (1973): 490–507. https://doi.org/10.2307/1056701.

Hetherington, Stephen. “Knowledge’s Boundary Problem.” Synthese 150, no. 1 (2006): 41–56. http://www.jstor.org/stable/20118757.

Hicks, John. Causality in Economics. (1980). Canberra: Australian National University Press

Linsbichler, Alexander. Was Ludwig Von Mises a Conventionalist. (2017). Vienna: University of Vienna Press

Mises, Ludwig von. Human Action: A Treatise on Economics. (2007). Indianapolis: Liberty Fund

Sagal, P.T. Epistemology of economics. Zeitschrift für Allgemeine Wissenschaftstheorie 8, (1977) 144–162. https://doi.org/10.1007/BF01800420

Selgon, George. “Ludwig von Mises and the case for Gold.” Cato Journal Vol. 19 No. 2 (1999). https://www.cato.org/sites/cato.org/files/serials/files/cato-journal/1999/11/cj19n2-4.pdf 

Shiller, Robert J. “Narrative Economics.” American Economic Review, 107 (2017): 967-1004.

Zefinescu, Carmen et al. “Measuring the economic performance in decision making process in the contemporary economies.” Procedia Economics and Finance Vol. 22 (2014): 380-387. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2212567115003081 

Alexander Michael Tjahjadi

Mahasiswa S2 Filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara dan Peneliti Independen

Berikan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Skip to content