fbpx

Bourdieu: Dominasi dan Produksi Praktik Sosial dalam Judi Online

Korporasi penyedia aplikasi berbasis perangkat lunak tidak hanya menyoal keuntungan dari jasa software yang mereka kembangkan akan tetapi melahirkan praktik sosial pasca permainan tersebut setelah dikuasai oleh pemain.

Perkembangan teknologi turut serta masuk pada lorong-lorong masyarakat sekaligus bukan rahasia umum lagi sehingga akrab dengan manusia. Hadirnya produksi perangkat lunak memudahkan korporasi menciptakan permainan yang menyita sebagian hidup manusia. Misalkan judi online yang sudah tidak asing di telinga kita.

Perilaku sosial masyarakat ini selalu mengalami perubahan yang kompleks. Fenomena ini tentu memiliki dampak positif atau negatif. Ada banyak jasa judi online yang tersedia di dunia maya yang dapat kita telusuri. 

Untuk memahami bagaimana fenomena ini berkembang serta bagaimana wujud aktualisasi yang mempengaruhi lini kehidupan sosial, kita dapat menggunakan konsep Bourdieu dengan rumus persamaan generatif pada praktik sosial yaitu: (Habitus x Modal) + Arena = Praktik. Beberapa orang menganggap pendekatan ini adalah pendekatan gado-gado. Akan tetapi pemikiran Pierre Bourdieu sangat memberikan jalan terang meski ia banyak dikritik karena teorinya yang begitu rumit dikarenakan banyaknya pengulangan wacana yang ia kemukakan di dalam karya-karyanya.

Sebelum mengulas fenomena ini, ada baiknya kita mengenalnya secara singkat. Dilahirkan di sebuah desa bernama Denguin dengan nama Pierre Felix Bourdieu (1930-2002) Perancis pada 1 Agustus 1930, ia tumbuh menjadi seorang teoritis terkemuka Prancis yang pemikirannya masuk ke dalam kajian culture studies. Bourdieu sendiri banyak dipengaruhi oleh pemikir seperti Aristoteles, Sartre, Saussure, dan Foucault.

Pemikiran Bourdieu menelurkan teori tentang praktik manusia terhadap agent dengan objektivisme. Tokoh kelahiran dari sekolah filsafat ternama Ecole Normale Superieure tentu saja memiliki latar belakang yang sangat mempengaruhi pemikirannya seperti pengalamannya mulai dari keikutsertaan wajib militer dan keterlibatannya dalam gerakan-gerakan sosial politik sehingga arena filsafat yang ia miliki dekat dengan sosiologi kritis.

Pierre Bourdieu juga menyerukan intelektual mendukung pemogokan pekerja kereta api di Prancis pada 1995. Pada Maret 1996 dia bahkan menandatangani petisi perkembangan sipil melawan  hukum Perancis yang memperkeras legislasi imigrasi. Bourdieu juga membela tunawisma, pensiunan, kaum buruh, aktivis anti rasisme, lesbian-gay, dan imigran. Saat bekas kampusnya diduduki para pengangguran pada 1998, Bourdieu memihak pendudukan tersebut. Dia juga melawan penghapusan subsidi atas nama kompetisi global dan pasar bebas.

Berdasarkan pengalaman tersebut Bourdieu memang sudah banyak mengalami dan mendapati praktik atau relasi sosial di masa hidupnya. Konsep teori yang dianut oleh Bourdieu tentang habitus menyikapi dominasi yang diasumsikan dalam suatu masyarakat. Sebelumnya ia telah keluar dari tradisi Marxian yang mana model-model dominasi tidak hanya berdimensi ekonomi sebagaimana Marx tuturkan, tetapi juga dominasi budaya, politik, gender, seni, dan sebagainya. 

Dalam praktik judi online, korporasi selaku penyedia aplikasi berbasis perangkat lunak tidak hanya menyoal keuntungan dari jasa software yang mereka kembangkan akan tetapi melahirkan praktik sosial pasca permainan tersebut setelah dikuasai oleh pemain. Sehingga arena yang dimaksud bukan bagaimana para penjudi menguasai permainan. Subjek (player) selaku objek bagi perusahaan judi online menciptakan hubungan dialektika dan kekuasaan simbolik. Struktur genetis (constructivist structuralism) ini sebagai pemandu analisis struktur objektif dengan asal-usul mental individu dan struktur sosial di masyarakat.

Dialektika ini menghasilkan berbagai praktik semisal penulis mengambil data judi Online Higgs Domino sebuah wadah aplikasi judi yang dapat didownload di appstore dan memiliki lisensi.  maka kita akan semua percakapan sesama kelompok ini seperti “(1) adakah..?” yang mengisyaratkan bahwa pemain B bertanya apakah pemain A memiliki koin, “(2) panas kali cuacanya” yang mengisyaratkan bahwa pemain ingin memainkan salah satu fitur game Higgs Domino Rejeki Nomplok (fitur aplikasi judi Online bersimbol kipas). Selain itu Judi Online mempengaruhi lini kehidupan pemain pada dunia kerja seperti banyak kita dapati seorang supir truk mengecat mobilnya berlukiskan “kakek merah” salah satu ikon game yang melambangkan raja sehingga sang supir merasa bahwa ambisinya harus memperoleh jackpot kakek merah sebagai penguasa game.

Contoh lain adalah masyarakat para pemain ini juga memiliki slogan “Pantang pulang sebelum Tentukan” atau “Pantang bekerja sebelum Sedekah”. Wacana dari fenomena ini merupakan proses dari pengasosiasian habitus menuju arena.

Habitus ada di dalam pikiran aktor dan menjadikan lingkungan sebagai arena. Habitus adalah struktur kognitif yang menghubungkan individu dengan realitas sosial pemain judi (struktur subjektif). Habitus juga mencakup pengetahuan dan pemahaman seseorang pada dunia termasuk dunia ia bermain dalam sebuah sistem algoritma yang tidak diketahui bahwa sebenarnya ia sedang masuk dalam sebuah perangkap aplikasi dengan iming-iming harapan untuk menang. Akan tetapi proses habitus ini mengaktualisasikan pada sebuah fenomena baru sosial.  Bahkan habitus menjadi sebuah candu sebagai nilai positif ditambah dengan adanya sistem tanda dari optimisme yang dituangkan oleh supir truk tadi dan di satu sisi membentuk sebuah sosial kolektif yang menjadi ruang nyaman bagi para pemain. Tentu saja itu semua untuk melanggengkan korporasi Judi Online tersebut. Sehingga kita menyadari akan dominasi pihak kapitalis memasuki pengalaman-pengalaman manusia khususnya pemain judi online. Seperti kata Bourdieu:

The habitus acts through its bodily incorporation of social relationships and meanings

Habitus muncul melalui relasi-relasi sosial dan makna yang mana melibatkan interaksi orang lain. Hubungan habitus (kecanduan judi) dengan arena (pengekspresian simbolik) memiliki jalinan makna yang saling bertautan. Sementara itu Bourdieu juga menyatakan bahwa habitus secara erat  memiliki relasi dengan modal (kapital). Sekali lagi, interaksi yang dibangun oleh habitus pada arena menghasilkan makna konotasi yang hanya dipahami oleh mereka yang sudah memiliki Kapital (modal). 

Selain itu, untuk memahami ungkapan-ungkapan dari hasil habitus menjadi arena seperti contoh di atas kita juga dapat mengadopsi pandangan dari Roland Barthes tentang sistem tanda Denotasi dan Konotasi yang diturunkan dari konsep dikotomi De Saussure signifier (petanda) dan signified (penanda). Karna ungkapan tersebut adalah code yang perlu dikaji untuk mendapatkan makna yang terkandung atau makna yang sesungguhnya. Mungkin hanya para pemain judi yang tahu makna konotasi tersebut dikarenakan relasi sosial yang sudah terhubung. Akan tetapi proses interpretasi memungkinkan akan kemunculan ketertarikan karena perasaan ingin tahu sehingga hendak mencoba.

Selain itu, habitus juga melahirkan arena baru bagi pemain judi online dengan adanya aplikasi ini para pemain giat memproduksi konten di kanal YouTube mereka untuk memberikan tips-tips atau keberuntungan yang sudah diraih oleh si pembuat konten dan membuat pemain tergiur untuk memainkan kembali meski sudah mengalami kekalahan. Tentu saja peminatnya sangat banyak. Alih-alih menguntungkan para pemain, mereka tidak perlu khawatir akan pengawasan yang dilakukan oleh pihak lain seperti pemerintah atau pihak keamanan. Sirkulasi media turut memberikan ruang nyaman bagi mereka. Salah seorang CEO judi online luar negeri yang mana mayoritas konsumen mereka adalah masyarakat yang tinggal di Indonesia mengatakan bahwa hanya ada dua cara untuk menang yaitu menjadi produsen judi online atau menjadi agen penjual produk ini.

Jikalau pun Anda menang, memang Anda lagi diberi kesempatan untuk menang. Mereka hanya masuk ke dalam suatu ilusi harapan semu. Realitas semu ini juga membentuk suatu identitas semu seperti yang pernah dibahas oleh Baudrillard karna membentuk sebuah High Group atas kelompok sosial tertentu hanya saja titik jenuh yang dicapai adalah sebatas kemampuan korporasi dalam mengembangkan software-nya dan sampai di situ pula para pemain berada dalam ruang simbolik.

Ibnu Ajan
 | Website

Ibnu Ajan adalah alumni dari Pascasarjana Ilmu Linguistik USU. Aktif dalam bidang penelitian bahasa dan memiliki minat pada filsafat

Berikan komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Skip to content