Gerakan Moralitas Anarko-Komunis Peter Kropotkin

On The Farm karya Arkady Plastov

Ide di balik moral anarkisme terkadang rumit dan sulit untuk dipahami. Bisa jadi, terdapat sebuah bangunan moralitas anarkis yang jumlahnya hampir sama banyaknya dengan jumlah para anarkis. Namun analisis mereka yang sanat luas tersebut dapat dikategorikan menjadi dua, ialah sosial positif dan sosial negatif. Hulu moralitas positif anarkis berasal dari banyak sumber, di antaranya adalah moralitas anarkis yang digagas oleh Peter Kropotkin. Dalam pembahasan ini kita tidak perlu menambahkan argumentasi-argumentasi umum yang kita pahami dari anarkisme bahwa urusan pemerintahan (dari banyak aspek) selalu menjadi batu sandungan yang serius bagi masa depan masyarakat.

Moralitas anarkis merupakan sendiri turunan kajian dari  Anarko – Komunisme oleh tokoh terkemuka Rusia memiliki nama lengkap Peter Alexeyevich Kropotkin (1842 – 1921). Ia adalah sosok yang pertama kali menganjurkan Gerakan Anarkis Komunisme dalam bentuk masyarakat komunal, di mana anggota masyarakatnya terbebas dari pengaruh pemerintahan pusat. Kropotkin digelar sebagai pangeran atau bapak anarkis yang memiliki gagasan moral etika sosiologis, di mana manusia disarankan untuk saling membantu tanpa membutuhkan model atau bentuk pemerintahan apapun sehingga terbentuk tatanan masyarakat komunal. Usulan ini dapat ditemukan dalam karyanya yang berjudul Mutual Aid: A Factor of Evolution. Gagasan Kropotkin ini selanjutnya dikenal sebagai aliran pemikiran AnarkismeKomunisme dan Sosialisme.

Mutual Aid menjelaskan bahwa alam dan masyarakat harus melakukan perjuangan demi eksistensi, utamanya dengan semua melawan semua. Kropotkin menunjukan bahwa baik di dunia hewan (anima) dan masyarakat, diperlukan kesadaran saling membantu dalam kondisi apapun. Dalam kelompok, aturan segala untuk semua merupakan aturan yang tertinggi. Selama belum ada masyarakat yang berkelompok berdasarkan kesatuan ini, bahkan satuan terkecil masyarakat seperti keluarga sekalipun dapat merusak hubungan masyarakat. Dalam penjelasan Ruth Kinna (1995), Kropotkin mengatakan secara tegas tentang kehidupan komunal, “Kita harus mengakui dengan lantang bahwa setiap orang dalam masyarakat lama, masyarakat baru, masyarakat kuat, masyarakat lemah di atas segalanya memiliki hak terikat untuk berbagi di antara semua tanpa kecuali”. Gagasan tersebut yang selanjutnya berkembang menjadi gerakan Anarchist Morality

Anarchist Morality 

Anarchist Morality atau Moralitas Anarkis didefinisikan sebagai gagasan mengenai tatanan mendasar dari apa yang baik berdasarkan cara hidup anarkis (Anarchist Morality) dan ini bukanlah sebuah gerakan pemberontakan, atau dapat dikatakan bahwa ini adalah konsepsi yang didasarkan pada ide – ide seputar gotong royong. Semua tindakan bersama datang dari panggilan alamiah manusia di mana selanjutnya konsep ini dikembangkan melalui pendekatan etika. Kropotkin melihat sumber gotong royong berasal dari konsep yang disebutnya sebagai gagasan moral, di mana penggagasan moral manusia secara intrinsik dapat memandu perilaku sosial manusia, contohnya ialah; naluri, simpati, dan dorongan untuk bersatu dalam kelompok. Dengan demikian maka kesatuan kelompok akan saling membantu tanpa berlandaskan fungsi keuntungan. Bagi Kropotkin inilah kondisi kehidupan sosial yang berhasil. Oleh karena itu, dasar moral dari semuanya adalah aturan yang terbaik, ialah, “Lakukan kepada orang lain seperti yang Anda ingin orang lakukan kepada anda dalam situasi yang sama”. 

Yang dikagumi umat manusia dalam kesatuannya (yang dianggap Kropotkin benar – benar bermoral) adalah kekuatan kolektif. Hal yang sama berlaku bagi kondisi perasaan manusia. Kita tidak cukup untuk melengkapi diri kita sendiri: kita memiliki lebih banyak air mata daripada kemampuan untuk mengklaim penderitaan diri sendiri, lebih banyak kapasitas untuk bergembira daripada yang dapat dibenarkan oleh keberadaan diri kita sendiri. Kropotkin menyatakan bahwa makhluk yang hidup menyendiri dan memiliki keegoisan besar itu adalah kondisi di mana manusia niscaya celaka dan gelisah, karena dia (manusia) tidak bisa berbagi pikiran dan perasaan dengan orang lain. Pada keegoisan zaman, kehidupan yang ideal bukan seperti kehidupan yang sendiri.

Anarko – Komunisme 

Banyak anarkis dan pemikir pada umumnya (sementara mengakui keuntungan besar yang mungkin ditawarkan komunisme kepada masyarakat) juga menganggap bentuk organisasi sosial ini sebagai bahaya bagi kebebasan dan perkembangan individu. Secara keseluruhan pemikiran Anarko – Komunisme yang dipaparkan oleh Kropotkin dapat diterima sebagai bentuk konkret hubungan individu dengan masyarakat. 

Selain itu, munculnya masyarakat Anarko – Komunisme yang baginya akan membuat revolusi sosial menjadi nyata, dipertimbangkan dalam poin-poin yang digagas oleh Kropotkin, di antaranya: 

  1. “Produksi dan konsumsi sama”
  2. “Kehidupan rumah tangga yang sama”
  3. “Komunitas terpencil di zaman kita”
  4. “Komune federasi masa depan”
  5. Dan yang terpenting pada poin akhir ialah “Mengurangi individualitas” .

Dari poin-poin tersebut Kropotkin mendukung masyarakat komunis terdesentralisasi, masyarakat yang bebas dari pemerintahan mengikat, dan berdasarkan asosiasi sukarela dari anggota komunitas (di mana komunitas ini memiliki sistem tata kelolanya sendiri) untuk mengatur perusahaan yang dijalankan oleh pekerja (tentu saja pekerja adalah bagian dari masyarakat). Hingga hari ini, kenyataan yang kita lihat sampai hari ini adalah bahwa pada kesimpulannya anarko – komunisme sampai sekarang gagal dan hanya menjadi sebuah teori gagasan. 

Mutual Aid

Karya Kropotkin ini menjadi sebuah tidak lengkap bila kita belum mengenal bibliografi karya itu sendiri. Mutual Aid karya Kropotkin di edisinya yang terakhir menjelaskan secara rinci mengenai kehidupan masyarakat komunal dengan konsep Anarcho – communism, mengeksplorasi peran kehidupan dengan timbal balik yang saling menguntungkan (saling membantu) dalam kerajaan hewan dan masyarakat manusia, baik dulu maupun sekarang (sekarang yang dimaksud ialah pada masa Kropotkin). Karya ini memang membantah dan melawan teori Darwinisme sosial yang menekankan persaingan kelangsungan hidup berdasarkan kekuatan. Kropotkin dalam Mutual Aid mengatakan bahwa prinsip fundamental dalam komunisme anarkis menyajikan dasar ilmiah sebagai alternatif kaum Marxis. Baginya, penting bagi masyarakat untuk menggelar aktivitas saling membantu demi (tidak hanya kemakmuran melainkan juga) kelangsungan hidup.. Mutual Aid juga mengkritik kondisi abad – 19 di mana negara dapat menghancurkan lembaga bantuan timbal balik antar masyarakat, bahkan menghancirkan hubungan masyarakat, terutama melalui pengenaan hak kepemilikan.

Tercatat! Bahwa kerjasama meningkatkan kelangsungan hidup individu, tidak dikesampingkan oleh seleksi alam. Mutual Aid juga mengantisipasi pentingnya mutualisme hubungan yang menguntungkan antara dua spesies yang berbeda, dan altruisme sebagai konsepsi yang ditambahkan di dalamnya menunjukkan bahwa di mana satu anggota spesies membantu yang lain, hal ini muncul karena kecenderungan biologisnya.

Alam Mahadika

Berikan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.