Lingkar Studi Filsafat Discourse mengadakan rangkaian kegiatan belajar bersama dengan kawan-kawan dari GmnI Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas brawijaya secara luring pada tanggal 8,21,25, dan 28 September 2024. Pertemuan diikuti oleh kurang lebih 25 kader GmnI Fisip UB dan beberapa teman lain dari LSF Discourse. Beberapa pemateri yang mengisi rangkaian materi Political Discourse Analysis ini adalah Yogi T. Ardani, Ahmad Kavin A., M. Azi Mulki, dan Novan Gebbyano. Rangkaian diskusi ini diawali dengan penguraian tujuan dan cakupan Analisis Wacana Politik (PDA). Pertemuan pendahuluan memperkenalkan gagasan bahwa wacana politik mencakup cara-cara penggunaan bahasa untuk memberikan pengaruh, menciptakan dinamika kekuasaan, dan membentuk realitas sosial dan politik. PDA dalam rangkaian diskusi ini merupakan sebuah pendekatan multidisiplin yang mengacu pada linguistik, ilmu politik, dan studi media. Diskusi selanjutnya menjelaskan relevansi mempelajari wacana sebagai sarana untuk mengungkap bagaimana aktor politik menggunakan bahasa untuk melegitimasi tindakan, kebijakan, dan ideologi mereka.
Wacana politik merupakan bentuk komunikasi yang secara khusus digunakan oleh aktor politik, seperti politisi, pejabat pemerintah, dan partai politik. Wacana politik dicirikan oleh niatnya untuk mempengaruhi publik atau membenarkan kebijakan dan keputusan. PDA ini berfokus untuk menyoroti struktur dan strategi yang umum dalam wacana politik, termasuk penggunaan retorika persuasif, pembingkaian ideologis, dan legitimasi kekuasaan. Oleh karena itu, analisis wacana politik menjadi alat penting untuk memahami hubungan kekuasaan dan struktur sosial yang mendasarinya dalam komunikasi politik.
Namun masyarakat sering kali kesulitan untuk mendefinisikan “wacana politik” tanpa terlebih dahulu memahami apa yang dimaksud dengan “politik”. Politik tidak terbatas pada lembaga dan aktor formal seperti politisi atau pemerintah, tetapi mencakup spektrum yang lebih luas seperti sistem politik (misalnya, demokrasi, komunisme), ideologi (misalnya, liberalisme), dan hubungan kelompok (misalnya, kekuasaan, ketidaksetaraan). Ranah politik menyentuh banyak aspek masyarakat, termasuk konteks sosial, ekonomi, dan budaya. Agar wacana politik dapat dipahami, seseorang juga harus menganalisis ranah yang saling terkait ini.
Wacana politik bukan hanya tentang teks atau pembicaraan, tetapi merupakan bentuk tindakan politik. Wacana politik merupakan bagian integral dari proses politik, yang membantu membentuk keputusan, kebijakan, dan hasil masyarakat. Baik lisan maupun tertulis, wacana yang digunakan oleh politisi atau aktor politik lainnya memiliki peran fungsional dalam arena politik, seperti berdebat di parlemen, menyusun undang-undang, atau berkampanye. Hal ini membuat wacana politik menjadi bermakna hanya jika terhubung dengan fungsi dan konteks politik tertentu, seperti debat parlemen, protes, atau kampanye.
Serial kelas PDA ini juga mengkaji elemen struktural wacana politik. Meski wacana politik memiliki banyak fitur struktural yang sama dengan jenis wacana lainnya, pola tertentu mungkin lebih lazim atau signifikan dalam konteks politik. Teks dan pidato politik sering kali mengikuti struktur formal dan konvensional, seperti debat parlemen atau undang-undang pemerintah. Hal ini membuat kita perlu memahami hubungan antara struktur wacana dan konteks politik sebagai kunci PDA. Bahasa politik dapat dicirikan oleh penggunaan metafora, pola bicara formal, dan jargon, yang semuanya digunakan secara strategis untuk menegaskan kekuasaan, melegitimasi kebijakan, atau menyerang lawan.
Diskusi ini juga menyoroti bahwa analisis wacana teks politik tidak sama dengan melakukan analisis politik. Analisis Wacana Politik (PDA) menawarkan wawasan unik tentang peristiwa dan praktik politik dengan meneliti bagaimana wacana membentuk, mencerminkan, dan mempertahankan kekuatan dan ideologi politik. Agar analisis wacana dapat berkontribusi pada ilmu politik, analisis tersebut harus mengungkapkan wawasan yang tidak dapat diungkapkan oleh metode lain, seperti observasi partisipan atau analisis konten. PDA membantu mengungkap makna dan implikasi terselubung dalam teks politik, seperti bias dan ideologi tersirat yang disampaikan dalam pidato atau diskusi media tentang topik yang sensitif secara politik seperti imigrasi atau rasisme.
- 14/01/2021
- 25/10/2022
- 29/10/2022