Manusia pada zaman ini sering terbawa euforia oleh ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Dalam menghadapi euforia tersebut manusia perlu mengambil langkah mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Dengan begitu, manusia dapat memahami fungsi dan mengevaluasi kekurangan dari ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Selanjutnya manusia dapat menerapkan dan membuat inovasi dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada saat ini.
Kita bisa kembali lebih kuat dibanding pada saat abad keemasan islam, abad keemasan para viking, abad keemasan kekaisaran byzantium, dan puncak kejayaan romawi. Namun naas, pada beberapa abad tersebut setelah puncak keemasannya selalu dihadapkan dengan masa keruntuhan. Akan tetapi semua itu menjadi warisan bagi kita untuk lebih membuat yang lebih dari abad-abad sebelumnya dengan mewujudkan abad pengkayaan melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.
Menurut Seyyed Hossein Nasr, perenialisme adalah aliran yang berpedoman pada nilai-nilai norma yang sifatnya kekal atau abadi. Aliran ini lahir sebagai bentuk penentangan terhadap aliran progresif, yaitu bahwa kehidupan harus selalu berpedoman pada perubahan yang baru. Jika diimplementasikan di bidang pendidikan, perenialisme mengajarkan pengetahuan yang sifatnya absolut dan sudah terbukti berhasil di kehidupan masa lampau. Pendidikan dianggap sebagai jalan untuk mengembalikan kebudayaan sekarang seperti masa lampau
Pendidikan merupakan suatu sistem pengajaran yang saling berkaitan antara pengajaran pada masa lalu dan pengajaran masa kini. Sistem pengajaran setidaknya saling mempengaruhi dalam konteks tujuan dan prioritas. Dalam sistem pengajaran penenialisme karakteristik yang muncul adalah sistem ini mencoba mengembalikan nilai-nilai pengajaran sesuai pada masa Yunani Kuno abad pertengahan.
Filsafat perenialisme berasumsi bahwa belajar itu merupakan latihan dasar dan disiplin mental. Dengan latihan dasar dan disiplin mental memberikan kemungkinan bagi seseorang untuk bersikap yang tegas dan lurus. Karena itulah perenialisme berpendapat bahwa mencari dan menemukan arah tujuan yang jelas merupakan tugas yang utama dari filsafat khususnya filsafat pendidikan.
Tugas kaum terdidik lah yang harus tahu bagaimana mengadaptasikan cipta pengetahuan terhadap teknologi, sebab cipta inilah yang merangsang manusia untuk menemukan suatu yang baru bagi kehidupan. Selanjutnya melalui karsa, kita melakukan pengelolaan terhadap kehidupan dengan emotional intelligence. Selanjutnya karena pendidikan itu harus membawa kita pada kebahagiaan batin, maka melalui karsa manusia harus menyadari realitas kehidupan. Kita perlu memahami kenapa kita menjadi agensi. Kita juga perlu mengetahui kehidupan seperti apa yang kita inginkan. Karsa inilah yang menghasilkan nilai norma dan pengetahuan.
Meskipun perenialisme menganjurkan kita melihat pada nilai-nilai masa lalu, namun hal pertama yang harus kita lakukan adalah menggaungkan gerakan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh. kita perlu meriset dan mengembangkan atau setidaknya menggunakan artificial intelligence yang ada saat ini. Selanjutnya disisi lain, kita juga harus mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah ditinggalkan oleh nenek moyang kita di masa lalu. Kita harus tetap percaya pada identitas kita yang sudah diriset dan dikembangkan oleh nenek moyang kita ribuan tahun yang lalu. Hal seperti inilah yang jangan ditinggalkan dan jangan sampai terputus. Akan tetapi kita juga harus mengadaptasikan dengan ilmu pengetahuan.