Stoikisme lahir satu zaman dengan Epikureanisme, namun perjalanan Stoikisme lebih panjang dan telah mengalami beberapa modifikasi selama perkembangannya. Pendiri Stoikisme adalah Zeno yang hidup pada awal abad-3 SM. Akan tetapi, Stoikisme yang diajarkan oleh Zeno berbeda dengan Stoikisme yang diajarkan oleh Marcus Aurelius. Zeno merupakan seorang materialis yang doktrinnya meliputi kombinasi antara sinisme dan filsafat Heraklitus. Namun, seiring perkembangannya, Stoikisme mulai meninggalkan pandangan materialis setelah terpengaruh pandangan Platonisme yang menyebabkan Stoikisme cenderung membahas etika dan bagian-bagian teologi yang relevan dengan etika. Stoikisme memiliki kecondongan sempit dari aspek emosional dan dalam titik tertentu memiliki tendensi pada ketidakberdayaan yang menyebalkan. Beberapa pandangan menyatakan bahwa Stoikisme meniru Akademi Plato.
Socrates adalah seseorang yang memiliki sikap relevan pada ajaran Stoikisme, hal ini terlihat ketika Socrates akan dihukum mati, meski ia dapat melarikan diri dari hukumannya. Socrates menolak melarikan diri—ia menghadapi hukuman mati— sebuah sikap tenang ketika menghadapi maut Ia menyatakan bahwa seseorang yang tidak adil akan lebih melukai dirinya sendiri dari pada korban dari ketidakadilan. Namun, kaum Stoa tidak pernah mengambil alih doktrin Plato dan menolak pandangan Plato tentang imortalitas. Doktrin utama yang dipegang oleh aliran Stoikisme adalah determinisme kosmis dan kebebasan manusia, Zeno meyakini bahwa sesuatu yang terjadi secara kebetulan sudah ditetapkan secara ketat oleh hukum-hukum alam.
Keutamaan merupakan salah satu kebaikan yang dapat dicapai oleh manusia, keutamaan terdapat dalam kehendak, sehingga segala sesuatu yang baik atau buruk tergantung pada hidup manusia itu sendiri. Seseorang dapat mempertahankan hidup yang selaras dengan alam meski tidak memiliki gaji yang cukup, seseorang dapat mempertahankan hidup yang selaras dengan alam meski ia harus tertindas setiap hari oleh korporat. Orang lain memiliki kuasa atas hal-hal yang bersifat eksternal; keutamaan sebagai suatu kebaikan seutuhnya terdapat dalam diri manusia secara personal. Dengan demikian setiap manusia memiliki kebebasan utuh, apabila ia dapat melepaskan diri dari nafsu duniawi.
Perkembangan Stokisme cukup pesat di Indonesia, meski Stoikisme sudah ada sejak lama. Perkembangan Stoikisme baru dirasakan di Indonesia kira-kira ketika Covid-19 menyebar secara luas di Indonesia. Covid-19 menyebabkan banyak kekecewaan dan penderitaan, misalnya, PHK, kematian, krisis ekonomi, konflik sosial, dll. Namun, muncul kecurigaan di mana Stoikisme membawa suatu perubahan yang signifikan bagi masyarakat atau cenderung menjadi komoditi yang dimanfaatkan oleh kapital agar seseorang tidak melakukan penentangan atas kondisi kerja yang tidak sesuai, sehingga menyebabkan ketidaksadaran manusia atas penindasan struktural yang dilakukan oleh para kapitalis agar mendapatkan keuntungan yang maksimal. Jika seseorang memiliki keutamaan dalam dirinya, tentu saja ia akan melakukan keutamaan sehingga banyak kebaikan tercipta di dunia. Namun, keutamaan ini cenderung tidak terlihat ketika kapitalisme semakin berkembang, keutamaan hanya digunakan sebagai sisi filantropi seseorang untuk menarik perhatian dan legitimasi dari masyarakat. Kehidupan yang tidak terbatas pada sifat keutamaan dan dideterminasi oleh motif produksi menyebabkan seseorang cenderung menjadi one-dimensional man.
Jika keutamaan adalah satu-satunya kebaikan, kita tidak memiliki alasan untuk menyangkal kekejaman dan ketidakadilan. Kaum Stoa menegaskan bahwa kekejaman dan ketidakadilan memberikan ruang untuk menerapkan keutamaan. Namun, apakah penderitaan yang dirasakan dan terjadi harus dimaklumi? Tentu saja, tidak. Ketika keutamaan menuntut adanya kondisi untuk pasrah dalam kekejaman dan ketidakadilan, hal ini dapat menyebabkan penindasan manusia dan kesenjangan sosial semakin melebar. Stoikisme yang berusaha menciptakan kebaikan dalam hidup personal manusia, justru membuat manusia semakin terjebak dan mati di bawah ketidakpedulian yang dibanggakan.
Stoikisme dan Perekonomian
Perekonomian merupakan salah satu aspek kehidupan manusia yang begitu penting, tanpa adanya sistem perekonomian yang baik, maka suatu kelompok masyarakat akan mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Salah satu faktor yang paling mempengaruhi perkembangan perekonomian adalah teknologi. Globalisasi membawa perkembangan teknologi pada masyarakat yang dapat digunakan untuk menunjang interaksi antar sesama manusia, dengan adanya teknologi yang semakin berkembang, aktivitas ekonomi secara langsung akan semakin efektif dan kinerja manusia akan semakin dipermudah dengan pemanfaatan teknologi dalam modus produksi. Namun, apakah perkembangan teknologi selalu memberikan dampak positif bagi masyarakat? Tentu tidak. Perkembangan teknologi secara tidak langsung dapat memengaruhi keadaan masyarakat dan membuat kesenjangan antar kelas sosial semakin melebar. Kemampuan dalam menggunakan teknologi dan daya beli masyarakat atas suatu teknologi memengaruhi tendensi masyarakat dalam berinteraksi di lingkungannya.
Perekonomian memanfaatkan berbagai macam teknologi agar aktivitas ekonomi semakin efisien dan efektif. Akibatnya banyak individu yang merasakan kekecewaan dan penderitaan akibat kesenjangan sosial. Stoikisme melihat fenomena tersebut sebagai kegagalan manusia untuk mencapai keutamaan. Manusia dengan setiap dinamika sosialnya secara teratur harus bisa menyesuaikan dirinya dalam keadaan yang selaras dengan alam, sehingga keutamaan akan tercapai di tengah penderitaan ekonomis. Penderitaan ekonomis merupakan permasalahan klasik di setiap masyarakat, dan cara pandangan kaum Stoa tidaklah relevan dan menjawab.
Kita harus mencurigai Stoikisme sebagai salah satu ancaman bagi otentisitas manusia dan kebebasan manusia. Penderitaan yang terjadi tidak perlu untuk dilawan dan cenderung menerima setiap keadaan sebagai efek natural dari alam. Kita perlu mencurigai “Dikotomi Kendali” sebagai upaya untuk melanggengkan hegemoni yang bercorak kapitalisme. Sistem kapitalisme menuntut aktivitas operasional yang selaras dengan perkembangan zaman, namun, kita perlu menyadari bahwa efektivitas tersebut menyebabkan beberapa pemangkasan yang dilakukan oleh perusahaan atas hak para pekerjanya dan tindakan tersebut menyebabkan permasalahan ekonomi, dan oleh karenanya tingkat pengangguran pun meningkat pesat.
Angka pengangguran di Indonesia pada bulan Februari 2022 tercatat sebanyak 144,01 juta orang, angka tersebut mengalami peningkatan sebanyak 4,22 juta orang jika dibandingkan dengan bulan Februari 2021. Angka tersebut mencerminkan bahwa globalisasi membawa dampak yang buruk bagi perkembangan perekonomian apabila kita merujuk pada aspek kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pelepasan nafsu duniawi tidak dapat dilakukan selama manusia masih memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi, kebutuhan tersebut menuntut adanya penyesuaian yang diikuti dengan perkembangan perekonomian. Dengan demikian kehendak manusia untuk menjadi bebas harus diseimbangkan dengan nafsu duniawi supaya hakikat kebebasan manusia menjadi terarah dan tidak menyebabkan fatalisme dari kepasrahan manusia atas Dikotomi Kendali.
Ancaman Resesi Perekonomian
Resesi dapat terjadi ketika produk domestik bruto memperlihatkan tren negatif, angka pengangguran di Indonesia pada bulan februari 2022 mencapai angka 144,01 juta jiwa, hingga pertumbuhan real economy yang mengalami penurunan dalam kurun waktu tertentu. Ancaman resesi semakin nyata dengan memperhatikan respons dari Bank Dunia yang meningkatkan suku bunga yang bertujuan untuk merespon tingkat inflasi yang semakin tinggi. Di Indonesia peningkatan suku bunga acuan juga terjadi, suku bunga Deposit Facility sebesar 50 bps menjadi 4,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 50 bps meningkat 5,50%. Peningkatan tersebut diambil sebagai langkah front loaded, sustainability financial atas inflasi yang saat ini terlampau tinggi.
Selain itu, pandemi Covid-19 memberikan tekanan yang kuat pada seluruh sektor kehidupan manusia, khususnya perekonomian. Pandemi yang belum dinyatakan selesai dan masih menunjukkan kasus aktif di beberapa negara semakin diperparah dengan konflik Rusia-Ukraina yang menyebabkan terhambatnya pasokan bahan pokok di Eropa dan seluruh dunia. Akibatnya banyak negara yang mengalami kelangkaan beberapa komoditi yang digunakan untuk keperluan rumah tangga dan operasional perusahaan. Akibat dari kelangkaan tersebut harga dari suatu bahan pokok yang dibutuhkan akan meningkat sehingga menyebabkan daya beli masyarakat menurun. Keadaan tersebut selaras dengan jumlah pendapatan masyarakat yang tidak meningkat, sedangkan keadaan inflasi semakin melangit dan harga bahan pokok semakin melonjak. Ancaman tersebut semakin nyata apabila keadaan tersebut tidak dapat teratasi dengan baik. Dampak yang sangat buruk akan dirasakan oleh masyarakat seluruh dunia, beberapa permasalahan yang akan timbul, yaitu: kesenjangan sosial yang melebar, pengangguran meningkat, lapangan pekerjaan terbatas, nilai tukar yang semakin melemah, risiko investasi semakin tinggi, dll.
Fenomena perekonomian tersebut menjadi wadah bagi terwujudnya keutamaan seseorang. Penderitaan yang dihasilkan dari resesi tersebut mungkin perlu dihadapi dengan sabar dan memaklumi bahwa hal tersebut sebagai hal-perihal alamiah dari sistem perekonomian. Namun, tindakan tersebut tidak dapat diterima secara utuh dan menyeluruh. Konsep perekonomian dan kepasrahan dalam sudut pandang Stoikisme akan menyebabkan keadaan semakin memburuk dan manusia akan sulit untuk mendapatkan kesetaraannya. Stoikisme cenderung menerima permasalahan perekonomian tanpa adanya usaha untuk keluar dari permasalahan tersebut, akibatnya resesi yang melakukan eliminasi pada sektor perekonomian menyebabkan beberapa orang akan menjadi objek penindasan yang bekerja tidak sesuai dengan cakupan dari tugas yang sudah disepakati. Ketika beberapa orang terpaksa untuk diberhentikan dari pekerjaannya, akan ada beberapa orang yang akan dibebani pada beberapa tugas baru yang memiliki kemungkinan yang tidak relevan dengan kompetensi yang dimiliki seseorang.
Stoikisme membawa kita pada narasi agar terus tunduk pada hegemoni dan ketimpangan dalam sistem perekonomiannya. Stoikisme memiliki dampak laten ketertundukan seseorang yang melepaskan diri dari pilihan hidup untuk melakukan perlawanan dan perjuangan demi kesetaraan yang menjadi hak setiap orang.
Keruntuhan Kapitalisme
Kejayaan kapitalisme sudah tidak dapat kita ragukan lagi, dan keruntuhannya merupakan suatu hal yang dinantikan bagi sekelompok individu untuk menciptakan masyarakat yang bebas dari penindasan dan objektifikasi kapital. Namun, kapan kapitalisme akan runtuh? Tentu saja itu adalah pertanyaan yang cukup fundamental dan menjadi suatu permasalahan filosofi ekonomi-politik yang terus menerus diperdebatkan. Kapitalisme tidak pernah mengalami keruntuhannya, setelah beberapa kali hantaman yang cukup hebat terjadi: The Great Depression tahun 1929, Black Monday tahun 1987, Asian Financial Crisis tahun 1997, Great Recession tahun 2008—beberapa krisis yang terjadi memberikan pukulan hebat dan telak bagi sistem kapitalisme. Akan tetapi, ia mampu bertahan dengan mengorbankan beberapa pihak, dan kembali bertransformasi menjadi suatu sistem yang sangat aplikatif. Namun, apakah melalui resesi tahun 2023 kapitalisme dapat runtuh? Tentu saja bisa. Hal ini didasarkan pada kemampuan kapitalisme yang hanya akan bertahan melalui sistem pasar dan distribusi produk secara sirkular.
Selain itu, Stoikisme yang dicurigai sebagai agen kapitalisme tidak lagi dapat mempertahankan indeks kesabaran yang tidak logis dalam diri manusia. Ketika resesi tersebut terjadi dan menyebabkan banyak penderitaan khususnya bagi masyarakat Third World sudah tentu kita akan menemukan bahwa manusia berupaya untuk terlepas dari suatu permasalahan. Perlawanan yang terjadi ini berdasarkan dengan karakteristik manusia yang tidak akan mau terlalu lama terjebak di dalam suatu permasalahan dan Stoikisme menjadi salah satu masalah bagi perubahan yang menganggap segala sesuatu memang sudah ditentukan dengan merujuk pada Dikotomi Kendali. Kegagalan sistem dalam Stoikisme juga mendorong kesadaran manusia bahwa terdapat suatu pandangan hidup yang memperalat manusia untuk tunduk dalam suatu sistem yang merugikan dirinya sendiri, secara praktis seseorang akan berupaya untuk keluar dari bayangan tersebut dan menciptakan nilai yang lebih baik bagi kehidupannya.
Keruntuhan kapitalisme akan berjalan beriringan dengan keruntuhan dari dogma Stoikisme yang melanggengkan budaya tunduk pada suatu kuasa tertentu. Ketika resesi terjadi dan Rush Money terjadi, banyak perusahaan dan korporasi yang terancam tidak memiliki uang tunai yang disebabkan oleh penarikan uang secara besar-besaran yang dilakukan oleh masyarakat. Ketika hal itu terjadi, perusahaan tidak memiliki banyak dana untuk mendukung produksi dan membayar beban perusahaan sesuai dengan kebijakan, selanjutnya perusahaan akan cenderung melakukan restrukturisasi keuangan dan sistem kerja. Apabila hal ini dilakukan, secara partikular kapasitas produksi akan menurun dan beban kerja yang dirasakan oleh para pekerja akan semakin meningkat.
Ketika banyak para pekerja yang kehilangan pekerjaanya, secara tidak langsung kelompok pengangguran dan masyarakat produktif lainnya akan mengurangi konsumsi dan cenderung menyimpan uangnya untuk keperluan fundamental saja. Akibatnya komoditi yang diciptakan oleh para kapitalis akan menumpuk di pasar dan nilainya akan semakin menurun di bawah angka pasaran pada umumnya. Ketika harga tersebut tidak dapat dipulihkan, akan banyak perusahaan yang dikuasai oleh kapitalis kecil dan menengah yang tutup. Kemudian, dampak tersebut akan dirasakan oleh kapitalis besar, sebab banyak bahan baku dan komoditi setengah jadi lainnya yang tidak terjual akibat siklus konsumsi barang setengah jadi terhenti.
Ketika hal ini terjadi, kemampuan para kapitalis untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal juga berkurang. Keuntungan tersebut dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dan gaya hidupnya serta untuk kelangsungan operasional perusahaan kapitalis besar. Jika kondisi ekonomi tidak pulih dalam waktu yang cepat, para kapitalis besar akan mengalami kegagalan dan keruntuhannya seperti para kapitalis menengah dan kecil. Penyebabnya adalah biaya produksi yang semakin membesar, suku bunga Lending Facility semakin membesar dan batasan yang timbul untuk melakukan pelunasan utang piutang semakan terbatas. Fungsi dari ekonomi sirkular kapitalisme tidak dapat bertahan lama apabila rantai mikro konsumsi yang ada di masyarakat terputus, dengan demikian kapitalisme akan menemukan malaikat yang siap menjemput ajalnya sekali lagi.
Apakah Materialisme-Ekonomis adalah Jalan Tengah Krisis?
Tingkat konsumsi penduduk indonesia pada kuartal 1 tahun 2022 mengalami peningkatan sebesar 4,34% dibandingkan dengan kuartal 1 di tahun 2021. Peningkatan ini mengindikasikan suatu perekonomian yang cukup baik setelah tingkat konsumsi masyarakat mengalami kontraksi sebesar 2,21% years on years. Beberapa komponen yang menjadi penyusun dari PDB konsumsi rumah tangga, yaitu: makanan dan minuman, transportasi dan komunikasi, perumahan dan perlengkapan rumah tangga, restoran dan hotel, kesehatan dan pendidikan, pakaian, alas kaki dan perawatannya, dan lainnya. Tentu saja beberapa komponen tersebut memiliki pengaruh bagi keadaan perekonomian di Indonesia, selain itu angka konsumsi yang tinggi juga diindikasikan sebagai perekonomian yang aktif di suatu negara. Namun, perlu kita perhatikan bahwa tingkat konsumsi masyarakat tersebut terkandung suatu perilaku konsumtif yang berpotensi menimbulkan permasalah ekonomi. Perilaku konsumtif ini didukung dengan kampanye diskon secara ekstrem yang dilakukan oleh korporasi tertentu dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan secara maksimal. Diskon merupakan cara yang paling efektif untuk membuat retakan psikologi ekonomis manusia, beberapa di antaranya akan menyebabkan tindakan brutal dalam membeli suatu barang yang sebenarnya telah melebihi kuantitas yang dibutuhkan oleh seseorang.
Tindakan konsumtif yang dilakukan oleh seseorang akan menimbulkan permasalahan baru bagi dirinya sendiri ketika krisis terjadi. Tentu saja, seseorang yang cenderung sangat konsumtif dan tidak memperhatikan kondisi keuangan secara keseluruhan akan menyebabkan kegagalan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Apabila kita merujuk pada komponen penyusun PDB konsumsi rumah tangga, yaitu: komponen lainnya sebesar Rp. 114,47 triliun. Di dalamnya berpotensi mengandung tingkat konsumsi masyarakat yang didasarkan pada pemenuhan keinginan dan bukan kebutuhan. Apabila hasrat untuk memenuhi keinginan cenderung lebih besar daripada kebutuhan, hal ini dapat mengganggu siklus ekonomi seseorang. Salah satu langkah yang dapat ditempuh untuk mengatasi permasalah konsumerisme melalui prinsip Materialisme-Ekonomis.
Prinsip ini menawarkan analisis fundamental pada elemen pembentuk kebutuhan pokok masyarakat atau individu, dengan mengabaikan pengaruh psikologis marketing atau diskon yang menjadi salah penyebab perilaku konsumtif. Materialisme-Ekonomis mengambil prinsip material pada sistem perekonomian sebagai upaya penghapusan tindakan abstraksi nilai lebih pada suatu entitas untuk memperoleh keuntungan di luar batas kewajaran. Di tengah ancaman krisis ekonomi (resesi) Materialisme-Ekonomis memberikan kita jalan baru untuk memenuhi kebutuhan dasar dan mengesampingkan keinginan yang tidak subtantif. Ketika resesi terjadi, nilai dari suatu komoditi akan meningkat dan ekonomi masyarakat tidak stabil, daya beli masyarakat yang menurun akan meningkatkan intensitas dari para kapitalis industri untuk menerapkan beberapa metode yang cukup ekstrem melalui diskon. Akibatnya, seseorang harus menjadi selektif dan menghindari perilaku yang tidak substantif melalui metode materialisasi kebutuhan dan membentuk distingsi keinginan yang terstruktur.
Referensi
Adha, M. A. (2022, Oktober 19). Manifesto Kesuraman: Menyoal Perihal Bunuh Diri, Penderitaan, dan Beban Kesadaran. Retrieved from Moch Aldy MA: https://www.genrifinaldy.com/2022/10/manifesto-kesuraman-menyoal-perihal.html
Bertens, K. (2019). Filsafat Barat Kontemporer Jilid II. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Bertens, K., Ohoitimur, J., & Dua, M. (2018). Pengantar Filsafat. Yogyakarta: Kanisius.
Crick, B. (2016). Sosialisme. Jakarta: Buku Seru.
Hamid, E. S. (2020). Perekonomian Indonesia. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Komunikasi, D. (2022, Oktober 20). Bank Indonesia. Retrieved from Berita Terkini: https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/news-release/Pages/sp_2428522.aspx
Kusnandar, V. B. (2022, May 10). Katadata. Retrieved from Pengeluaran Konsumsi Masyarakat Naik 4,34% pada Kuartal I 2022: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/05/10/pengeluaran-konsumsi-masyarakat-naik-434-pada-kuartal-i-2022
Malik, Y. (2018, Oktober 02). The Problem With Stoicism. Retrieved from Medium: https://medium.com/quotes-and-thoughts/the-problem-with-stoicism-dd5c720b0e1f
Marx, K. (2007). Buku III: Proses Produksi Kapitalis secara Menyeluruh. Jakarta: Utimus.
Pratama, A. (2022, Oktober 10). Marx, Cioran, Penderitaan, dan Revolusi. Retrieved from Omong-omong: https://omong-omong.com/marx-cioran-penderitaan-dan-revolusi/
Pratama, A. (2022, Agustus 30). Omong-Omong. Retrieved from Diskon Bukan Alternatif Penghematan Biaya: https://omong-omong.com/diskonbukanalternatifpenghematanbiaya/
Russel, B. (2007). Sejarah Filsafat Barat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Statistika, B. P. (2022, Mei 09). BPS. Retrieved from Februari 2022: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 5,83 persen dan Rata-rata upah buruh sebesar 2,89 juta rupiah per bulan: Februari 2022: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 5,83 persen dan Rata-rata upah buruh sebesar 2,89 juta rupiah per bulan
Statistika, B. P. (2022, 05 09). BPS. Retrieved from Februari 2022: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 5,83 persen dan Rata-rata upah buruh sebesar 2,89 juta rupiah per bulan: https://www.bps.go.id/pressrelease/2022/05/09/1915/februari-2022–tingkat-pengangguran-terbuka–tpt–sebesar-5-83-persen.htmlSueb, H. M., & Wardini, A. K. (2022). Teori Akuntansi. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Angga Pratama
Seorang Materialis dan mengidolakan Friedrich Engels. Kucing adalah hewan peliharaan yang paling disukai, batagor dan siomay menjadi makanan favorit. Belum berpikir mencintai seseorang untuk hari ini, mungkin akan mencintai di hari jumat atau senin.